Kamis, 22 Juli 2010

Dakwah Pada Zaman Rasulullah

Dakwah Pada Zaman Rasulullah
Oleh: Achmad Jedi
Pendahuluan
Seluruh kehidupan Nabi dicurakkan kepada demi mendorong manusia untuk berbuat kebijakan dan mengikuti petunjuk agama., menyeru kepada kebaikan dan memcegah pada perbuatan mungkar agar memperoleh kebahagiaan dunia Akhirat. dengan tegas Allah memerintahkan Nabi, hal telah tertulis dalam al-Qu’an.

Inilah yang menjadi landasan nabi terus meneru mengajak manusia untuk mengikuti jalan Tuhan.
Dalam sejarah mencatrat bahwa pada masa penyebaran Islam yang dilakukan oleh nabi dikota Mekkah beliau mendapatkan pengikut dengan jumlah sedikit. Mereka itulah pengikut yang setia kepada Nabi. Setelah tiga belas tahun dilakukan perjuangan dakwah tampa mengenal lelah, gerakan tersebut menemukan jalan buntu dan kecil harapan untuk memperoleh kemenangan dalam menghadapi musuh yang keras kepala. Dalam keadaan demikian, orang-orang madinah datang untuk menghubugi nabi dan memintanya pindah ke kota itu untuk menjadi pemimpin politik dan agama. Mereka menharapkan seseorang yang dapat menyelamatkan mereka dari penindasan yang mematikan, yang telah mengakar di kota itu dalam waktu yang sangat panjang dan telah melumpuhkan rakyat.
Pembahasan
Perjalana dakwah rasulullah setelah diangkat menjadi rasul
Masa Dakwah Rasulullah di Mekah
Dengan mengamati perjalanan dakwah di Mekah, akan dapat difahami bahawa Rasulullah SAW berdakwah melalui dua tahap (marhalah). Tahap Pertama adalah Tahap Pembinaan dan Pembentukan manakala Tahap Kedua adalah Tahap Penyebaran Dakwah Secara Terang-terangan dan Melakukan Perjuangan untuk Membentuk Sebuah Masyarakat yang baru (dari segi pemikiran dan perbuatan).
Dakwah secara sembunyi
Pada ke empat puluh tahun, rasulullah melakukan kontenplasi di gua hira’ yang terletak beberapa kilo meter di utara kota mekkah untuk bertafakkur dan munajat kepada allah tentang kondisi masyarakatnya yang mengalami dekadensi moral yang terhimpit berbagai konflik kekerasan. Kemudian pada tanggal 17 ramadhan 611 M, beliau didatangi malaikat jibril untuk menyampaikan wahyu dari allah yang pertama kali, yaitu lima ayat pertama dari surat al ‘alaq. Saat itu beliau telah diangkat sebagai seorang nabi.
Dengan turunya wahyu pertama, mulailah beliau melancarkan aktivitas dakwah. Pertama-tama, beliau melamcarkan dakwah sembunyi-sembunyi dilingkungan keluarga sendiri dan rekan-rekannya yang dapat dipercaya. Mula-mula yang menjadi sasaran dakwah beliau dalah istrinya sendiri, yaitu siti khadijah, kemudian saudara sepupunya, ali bin abi thalib yang saat itu baru berumur sepuluh tahun. Setelah itu, menyusul sahabat karibnya, Abu Bakar, juga Ummu Aminah yang telah mengasuh beliau sejak kecil.
Hasil dakwah Rasulullah secara sembunyi ini telah mampu mengislamkan sejumlah kecil orang yang terus menerus beliau bibing dan tempa keimanannya dirumah Bani Arqam.
Langkah yang ditempuh Rasulullah untuk melakukan dakwah secara sembunyi diatas, merupakan strategi yang sangat jitu, karena beliau tahu pasti bahwa masyarakat Quraisy adalah masyarakat pencinta perang yang keras, sadis dan bengis, dan secara logis akan mudah tersinggung dan agresif. Jika dakwah beliau lancarkan secara terbuka, maka akan berakibat fatal bagi perkembangan islam, karna aktivitas tersebut sudah dihentikan oleh masyarakatnya sebelum mendapatkan pengikut. Kalau sampai hal itu terjadi, maka sangatlah sulit bagi beliau untuk bangkit dan memulai lagi dakwahnya.
a. Dakwah secara terbuka
Setelah beberapa lama dakwah tersebut beliau lakukan secara individual dan diam-diam serta sedikit banyak telah berhasil mengislamkan beberapa orang yang kuat, turunlah wahyu berikutnya yang memerintahkan beliau untuk melakukan dakwah secara terang-terangan atau terbuka.
Langkah pertama yang beliau ambil dalan menjalankan perintah tersebut adalah dengan menaiki bukit shofa, kemudia menyeru kepada masyarakat umum: “hai bani fihr, hai bani ‘addi”. Mendengar seruan tersebut mayoritas masyarakat hadir untuk mendengar informasi penting. Bila ada yang tidak hadir, maka dia mengirim utusan untuk melihat apa yang terjadi. Pada saat itu, hadir abu lahab bin abdul muthallib dan tokoh-tokoh kaum quraraisy lainnya. Kemudian rasulullah berkata kepada mereka: “hai kaum, bagaimana pendapat kalian, seandainya aku beritakan kepada kalian bahwa ada pasukan kuda akan menyerang kalian di balik lembah itu, apakah kalian mempercayaiku?” Merka menjawab: “ya, karna kami belum pernah melihat engkau berdusta.” Kemudian abu lahab langsung menyahut “celakalah engkau ini, apakah hanya untuk ini, mengumpulkan kami?”2
Dalam peristiwa inilah, akhirnya allah menurunkan surat al-Lahab yang artinya: binasalah kedua tangan abulahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dari apa yang udah diusahakannya. Kelak ia akan masuk pada api yang bergejolak. Dan begitu pula istrinya, pembawa kayu bakar dikepalanyaada dali dari sabut.
Ada lima faktor yang mendorong orang-orang kafir Quraisy menolak seruan Islam, yaitu 1) mereka tidak bisa membedakan antara kenabian dan kekuasaan, sehingga mereka khawatir tergeser kedudukannya. 2) Rasulullah menyerukan persamaan hak antara bangsawan dan hamba. 3) orang-orang kafir Quraisy tidak dapat menerima adanya kebangkitan dan akhirat. 4) taqlid kepada nenek moyang telah menjadi tradisi yang sangat mapan. 5) kedatangan islam akan menghapus berhala yang telah menjasi sumber mata pencarian mereka.
Dalam kasus diatas, Rasulullah benar-benar cerdik dalam menerapkan strategi dakwah. Langkah pertama beliau menggunakan media gunung shofa yang sebelumnya telah dijadikan media oleh kaum Quraisy untuk mempublemasikan berbagai macam persoalan kepada masyarakat.
Kemudia langkah kedua, sebelum beliau menyampaikan pesan dakahnya, terlebih dahulu beliau mempertajam image tentang kejujuran beliau yang lama dikenal oleh seluruh bangsa Quraisy dengan julukan Al-Amin.

Masa Dakwah Rasulullah di Madinah
Hijrahnya kaum muslimin ke Madinah adalah sebagai awal mula marhalah (tahap) dakwah ketiga, yaitu Marhalah Tathbiq Al-Ahkaam Al-Islami (Penerapan Syari’at Islam). Hal ini tandai dengan didirikannya Daulah Islamiyah (Negara Islam) sebagai pelaksana hukum Islam dan sebagai pengemban (pemikul) risalah Islam ke seluruh pepenjuru dunia melalui dakwah dan jihad. Ada pun tahap ketiga ini dimulai dengan tibanya Rasulullah ke Madinah melalui peristiwa hijrah Rasululla pada tahun 622M bersama sahabat baginda, Abu Bakar. Setibanya di Madinah, Rasulullah SAW melakukan aktiviti sebagai berikut:
1.Membangun Masjid
Rasulullah SAW memerintahkan para sahabat membangun Masjid. Pembangunan masjid mempunyai erti yang sangat penting bagi pembangunan masyarakat Islam yang terdiri daripada individu-individu muslim yang sentiasa berpegang teguh kepada aqidah dan syari’at Islam.
Rasulullah SAW menjadikan masjid tidak hanya sebagai tempat solat melainkan juga sebagai tempat berkumpul, bermusyawarah, membina ukhuwah dan aqidah Islam serta mengatiur berbagai persoalan kaum muslimin sekaligus memutuskan hukum di antara mereka.
2. Membina Ukhuwah Islamiah
Aktiviti selanjutnya yang dilakukan Rasulullah SAW adalah mempersaudarakan antara kaum Anshar dan Muhajirin. Persaudaraan yang digambarkan oleh Rasulullah SAW ibarat satu tubuh. Bila salah satu anggota tubuh ditimpa kesakitan maka seluruh tubuhnya merasakan sakit. Persaudaraan yang mendarah daging mengalir dalam tubuh setiap umat sehingga lenyap sama sekali segala bentuk fanatik golongan, suku bangsa dan perkauman.
Rasulullah mempersaudarakan Bilal yang berkulit hitam dari Afrika dengan Abu Ruwaim Al-Khutsa’mi, Salman Al Farisi dari Parsi dengan Mus’ab bin Umair dan lain sebagainya. Persaudaraan ini tidak hanya sampai batas mewarisi harta bahkan isteri (saat itu belum ada larangannya), sebagaimana yang terjadi antara Sa’ad bin Rabi dari kaum Anshar dengan Abdurrahman bin Auf dari kaum Muhajirin sehingga kata Sa’ad bin Rabi:
“Aku adalah orang Anshar yang paling kaya, inilah hartaku, aku bahagikan antara kita berdua. Aku mempunyai dua isteri, kuceraikan seorang dan kahwinilah olehmu.”[Sirah Al Halabiyah II: 22]
Persaudaraan dengan ikatan Aqidah Islamiah ini semakin bertambah kukuh setelah dinaungi sebuah Daulah dibawah kepimpinan Rasulullah SAW yang menerapkan Sistem Islam.
Keberhasilan para da’ie penerus dakwah sangat ditentukan oleh sejauh mana kesetiaannya mengikuti jejak langkah (Thoriqah) dakwah Rasulullah SAW. Mudah-mudahan kita sentiasa dianugerahkan taufiq dan hidayah daripada-Nya dalam menegakkan Islam di bumi Allah ini.
Kesimpulan
Ingatlah bahawa menerapkan Islam di dalam kehidupan secara menyeluruh adalah suatu kewajiban dan Islam akan terlaksana sepenuhnya dengan adanya Daulah iaitu Khilafah Islam. Maka mendirikan semula Khilafah adalah wajib. Untuk mendirikan Khilafah perlu adanya usaha ke arah mendirikannya. Maka usaha-usaha ke arah mendirikan Khilafah juga hukumnya menjadi wajib tatkala dunia ketiadaan Khilafah di zaman ini. Dan usaha untuk mendirikan semula Khilafah mestilah dilakukan melalui thoriqah (jalan atau cara) sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh Baginda SAW kerana apa sahaja yang dilakukan oleh Baginda bukanlah menurut hawa nafsunya melainkan adalah merupakan wahyu daripada Allah. Ini beerti thoriqah tersebut adalah merupakan perintah Allah iaitu hukum syara’ yang wajib diikuti. Oleh kerana itu, umat Islam yang ingin bangkit harus melalui jalan dakwah yang lurus dengan metod (thoriqah) yang benar dengan cara memahami perjalanan dakwah Rasulullah secara keseluruhan, mengikuti dan melaklaksanakannya. Moga jalan dakwah yang telah dilakukan Rasulullah ini akan menjadi teladan dalam usaha untuk membangkitkan umat Islam dan mencapai kejayaan dalam menegakkan syi’ar Islam buat kedua kalinya. InsyaAllah..
“Kamu (ummat Islam) adalah umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia, menyeru yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar,dan beriman kepada Allah” [Surah Ali Imran ayat 110]

Tidak ada komentar :

Posting Komentar